Era Digital telah membawa lahirnya banyak konsep bisnis baru. Salah satu konsep bisnis yang diturunkan dari konsep Elektronik Bussines(E-BUSSINES) adalah CROWDSOURCING. Beberapa dari anda mungkin masih mengernyitkan dahi dengan istilah ini, meskipun banyak juga yang sudah menganggukan kepala tanda paham dan familiar dengan konsep yang satu ini. Tetapi ketika disebut nama GOJEK, UBER atau GRAB, sebagian besar pembaca pasti langsung menjawab, AHA…. Itu saya tahu. GOJEK, UBER dan GRB adalah sebagian perusahaan startup yang menggunakan konsep bisnis CROWDSOURCING.  Ide dari crowdsourcing mulai muncul pada tahun 2006 dalam sebuah artikel dimajalah WIRED yang ditulis oleh Jeff Howe,  berjudul The Rise of Crowdsourcing.

Secara sederhana, definisi crowdsourcing menurut Wikipedia adalah adalah proses untuk memperoleh layanan, ide, pekerjaan, peringkat maupun konten tertentu dengan cara meminta bantuan dari orang lain secara massal melalui internet. Crowdsourcing terdiri atas dua kata yakni “crowd” yang artinya keramaian atau khalayak ramai dan “sourcing”  yang berarti sumber. Maka jika digabungkan pengertian metode crowdsourcing bisa diartikan dengan  upaya memperoleh suatu tujuan dengan memanfaatkan sumber dari keikutsertaan banyak orang melalui internet.

Pertanyaan yang muncul berikutnya adalah, Apa saja yang bisa dihimpun dari masyarakat? Jawabannya adalah Apa saja. Semua unsur daalam manajemen bisnis sebuah perusahaan yang terdiri dari 6 M yaitu Man (Manusia), Money (Uang), Material (Bahan), Machines (Mesin), Methods (Metode), Market (Pasar) bisa diperoleh dari masyarakat. Kita ambil contoh Gojek , Sebagai perusahaan transportasi Online, perusahaan ini bisa memangkas biaya operasional yang ditanggung perusahaan transportasi konvensional seperti Bluebird, Orenz Taxi, Ojek, dll dengan jalan melibatkan partisipasi masyarakat internet untuk menanggung 6 Unsur Manajemen Perusahaan.

Mari kita ulas bagaimana konsep bisnis crowdsorcing menjadi Kekuatan Bisnis Layanan Pesan Ojek Online Di Indonesia mampumendeliver pengelolaan manajemen SDM kepada masyarakat internet. Kita ulas salah satu unsur yang menjadi kekauatan bisnis transportasi Online, yaitu menghimpun MAN(Manusia) atau SDM dari Internet sebagai Driver. Pengelolaan Sumber Daya Manusia perusahaan secara garis besar terdiri dari tahapan rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, Penggajian dan Bonus, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Gojek sukses mengelola SDM perusahaan dengan melibatkan partisipasi masyarakat internet, berikut ini ulasannya

Salah satu tahapan dalam pengelolaan SDM adalah proses rekruitmen dan seleksi karyawan. Gojek melakukan proses rekruitmen Driver dengan memanfaatkan sumber dari netizen atau masyarakat internet. Gojek tidak perlu melakukan proses rekruitmen dan seleksi yang memakan banyak waktu, tenaga dan biaya karena proses perekrutan dan seleksi dijalankan melalui online. Prosesnya juga simple tanpa perlu tes wawancara, tes psikologi, dll. Bayangkan jika PT GOJEK Indonesia harus melakukan proses rekruitmen, test adminsistrasi, , test psikologi dan test wawancara terhadap 850.000 drivernya. Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan?

Selanjutnya adalah reduce cost terhadap proses pelatihan dan pengembangan karyawan. Pada perusahaan konvensional untuk menjaga kualitas Sumber daya manusia, perusahaan melakukan pelatihan dan pengembangan sehingga bisa membuat karyawan bekerja dengan baik dan memperlakukan konsumen seperti RAJA. Proses ini biasanya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga dipangkas habis habisan di Gojek. Bagaimana dia melakukannya? Yaitu dengan  cara menyerahkan Penilaian Kinerja Driver kepada konsumen. Bagaimana caranya? Dengan meminta user/pengguna/konsumen memberikan rating mengenai kinerja driver dalam memberikan lajanan jasa transportasi. Rating ini menjadi salah satu momok driver sekaligus cara penilaian kinerja karyawan yang sangat efektif. Dampaknya, meskipun tidak melakukan training and development atau pelatihan dan pengembangan, tetapi mereka bisa mendidik secara paksa drivernya agar bisa memberikan kinerja yang terbaik. Lihat saja, meskipun mereka tidak ditraining, imbalan uang dan rating menjadikan para Driver bekerja dengan sangat baik. Mereka tak segan membuka pintu mobil untuk anda, menanyakan kenyamanan mesin pendingin, music apakah sudah sesuai dengan selera konsumen, apakah ruangan dalam mobil sudah wangi, dll.  Dampak lain, impian perusahaan untuk menjadikan konsumen sebagai raja Driver bisa dengan mudah diraih Gojek.

Penggajian dan Bonus juga menjadi isu yang krusial di perusahaan, tetapi GOJEK juga bisa mengelolanya dengan baik, yaitu dengan membebankan kepada konsumen, tetapi menariknya, meskipun dibebankan kepada konsumen, Gojek mampu mengelola Bonus dengan cara yang cukup cantik dan mampu memotivasi Driver untuk melakukan pekerjaan sesuai tujuan perusahaan antara lain Komisi tambahan bagi driver yang bersedia pick up penumpang diatas pukul 23,00 hingga pukul 05.00, pemberian tambahan poin untuk pengantaran diluar area, maupun di jam jam tertentu. Sedangkan untuk program kesehatan dan keselamatn kerja, per tanggal 10 April 2018, PT GOJEK Indonesia memberikan santunan untuk driver Gojek. Dari ulasan diatas, bisa dicermati banyaknya penghematan biaya operasional(reduce cost) yang dilakukan Gojek dengan menerapkan konsep Crowdsourcing dalam bisnisnya. Padahal Itu baru ditinjau dari sisi unsur SDM, padahal masih ada 5 unsur yang lain.

What Interesting Bussines Concept, right?

 

Ingin tahu konsep Ebussines lebih banyak? Bergabunglah dengan Program Studi Sistem Informasi Stikom Surabaya

 

 

Yani

Dosen Prodi S21 Sistem Informasi

Pelaku Usaha

 

#crowdsourcing #bussinesconcept #ebussines #sisteminformasi #reducecoststrategy